Rabu, 23 September 2009

RANGKAIAN LENGKAP PENGAMAN SEPEDA MOTOR



















A : Ke Accu
B : Ke kontak setelah dipotong
C : Ke Pulser
D : Ke sistem pengapian CDI, elektrik starter, lampu rem, lampu sign dsb.
E : Ke massa

CARA KERJA RANGKAIAN :
Rangkaian dibuat sedemikian rupa sehingga saat stand bay maupun saat dioperasikan betul-betul tidak berpengaruh terhadap kinerja sepeda motor tersebut. Rangkaian akan bekerja saat kontak di ON kan.
Saat kunci kontak di ON kan arus dari accu melalui kunci kontak dan S2 akan langsung ke alarm (AL) yang dikendalikan oleh SCR 2P4M.
Sementara itu secara bersamaan arus juga akan ke titik B dan ke gate SCR melalui resistor 47 K ohm yang akan memicu SCR dan langsung akan menyebabkan SCR tersebut bekerja. Dengan demikian SCR akan ON dan alarm (AL) akan mendapat tenaga dan berbunyi.
Meskipun kontak di OFF kan sirine akan tetap dioperasikan karena SCR mengunci (laching). Bersamaan dengan itu rangkaian relay yang dikendalikan oleh transistor 1 dan 2 belum bekerja, sehingga titik C yang dihubungkan ke pulser sepeda motor tetap akan di hubung singkatkan ke ground melalui S2. (untuk sepeda motor dengan pengapian DC, titik C boleh ditiadakan).
Hal ini memungkinkan sepeda motor tidak akan dapat di start baik dengan elektrik maupun kick starter.
Uraian di atas sangat jelas merupakan langkah pengamanan sepeda motor, alarm (AL) berbunyi sementara motor tidak dapat dioperasikan.
Untuk mengoperasikannya kontak harus di ON kan lagi bersamaan dengan mendekatkan magnet pada reed switch.
Reed switch akan dihubungkan dan melalui resistor 47 K ohm, reed switch dan resistor 1 K ohm akan ke basis transistor 1 dan sekaligus meng ON kan transistor 1, demikian juga transistor 2.
Dengan ON nya transistor 1 dan 2 menyebabkan relay mendapat tenaga, dan kontak-kontak pada relay akan berpindah posisi.
Tegangan yang pada mulanya ke alarm (AL) akan diputuskan sehingga alarm berhenti, bersamaan dengan itu pulser juga diputuskan dari ground.
Hal lain yang terjadi titik D akan dihubungkan dengan tegangan dari accu yang berfungsi mengunci kerja transistor 1 dan 2 dan sekaligus memberikan tegangan pada sistem kelistrikan pada sepeda motor tersebut, misalnya elektrik stater, pengapian CDI dll.

CARA PENGOPERASIAN
Untuk menyalakan sepeda motor tempatkan magnet kecil pada tempat sensor (reed switch) bersamaan dengan meng ON kan kunci kontak.
Sesaat setelah di ON kan akan terdengar alarm berbunyi tetapi hanya sesaat saja, dan sepeda motorpun siap untuk dioperasikan.

PERAKITAN DAN PENEMPATAN RANGKAIAN
Rangkaian harus dirangkai dan dikemas sedemikian rupa sehingga tahan terhadap guyuran air terutama pada saat sepeda motor tersebut dicuci.
Untuk menempatkan rangkaian harus ditempatkan pada tempat yang tidak mudah untuk dibongkar dan sifatnya rahasia terutama tempat sesor (reed switch) sehingga hanya kita yang dapat mengetahui dan mengoperasikan sepeda motor tersebut.

KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN RANGKAIAN
Keuntungan-keuntungan rangkaian adalah :
- Beaya pembuatan sangat murah
- Cara merakit dan pemasangannya sangat mudah
- Cara pengoperasian mudah
- Rangkaian sangat handal
- Dapat dipasang pada sepeda motor jenis apapun
- Selain berfungsi sebagai pengaman, juga sekaligus berfungsi sebagai kontrol terhadap keberadaan accu.
- Akan aktif secara otomatis saat kontak dimatikan, jadi tidak akan perlu khawatir lupa untuk mengaktifkannya, dibanding rangkaian-rangkaian yang dibuat oleh pabrik.
- Rangkaian sangat rapi karena tidak ada media apapun yang terlihat sehingga pencuri tidak akan mengira kalau sepeda motor tersebut ada pengamannya.
- Sepeda motor tetap tidak akan dapat dioperasikan meskipun accu dibongkar.

Kelemahan rangkaian ini hampir tidak ada karena sangat berbeda dengan rangkaian lain yang ada di pasaran.

Catatan :
Selama membawa sepeda motor harus membawa magnet kecil untuk mengoperasikan sepeda motor terasebut. Hal ini bisa dikemas secara khusus yang sekaligus dapat dipergunakan sebagai anak/ mainan kunci !
SELAMAT BERKREASI !
- hz -

Jumat, 24 Juli 2009

TUGAS UNTUK KELAS XI TKR DAN XI TP

Untuk kelas XI TKR dan XI TP agar mendowload semua materi yang berupa gambar rangkaian di bawah untuk selanjutnya pada pertemuan yang akan datang dipraktikkan satu per satu, terima kasih.

Jumat, 19 Juni 2009

DC ELEKTRONIC SIGN FLASHER 3 LED - 6 TRANSISTOR

Kali ini dengan mempergunakan 6 buah transistor akan membalik kondisi pada rangkaian dengan mempergunakan 3 transistor.
Dengan demikian pada setiap pasangan transistor, jika transistor yang berada di belakang ON, maka transistor yang berada di depannya akan OFF, demikian sebaliknya.
Oleh karena itu kalau flasher 3 LED - 3 transistor kondisinya ada 1 LED menyala dan 2 LED padam, maka pada flasher 3 LED - 6 transistor kondisinya akan dibalik yaitu 2 LED padam, dan 1 LED yang akan menyala. Sehingga jika dilihat dari kejuhan akan ada 1 LED menyala yang kelihatan berjalan.
Demikian pula kalau beberapa LED diparalel dengan jumlah kelipatan 3 dan dilihat dari kejauhan, akan kelihatan 1 nyala diantara 2 padam akan berjalan.

DC ELEKTRONIC SIGN FLASHER 3 LED - 3 TRANSISTOR


Pada rangkaian ini pada satu periode akan ada 1 transistor yang OFF dan 2 buah transistor yang ON, oleh karena itu efek pada LED akan terlihat sebuah LED padam yang akan kelihatan berjalan.
Jika ada beberapa LED diparalel dengan jumlah kelipatan 3 dan dilihat dari kejauhan, maka akan kelihatan 1 LED padam yang berjalan diantara 2 LED yang menyala.
Rangkaian ini akan menghasilkan 1 LED padam dan 2 buah LED menyala yang akan kelihatan berputar.

DC SIGN FLASHER 2 LED


Hampir sama dengan sign flasher 1 LED, tetapi pada transistor yang pertama output kolektronya diganti dengan LED.
Karena transistor 1 dan transistor 2 bekerja bergantian, akan timbul efek ke 2 LED akan menyala bergantian pula.

Kamis, 18 Juni 2009

DC ELEKTRONIC SIGN FLASHER 1 LED


Rangkaian ini bekerja berdasarkan flip-flop atau yang lebih populer disebut dengan multivibrator, dengan proses pengisian dan pengosongan pada masing-masing C1 dan C2 akan menyebabkan Transistor T1 dan T2 bekerja bergantian.
Hal ini menyebabkan LED - D1 akan menyala berkedip-kedip.
Denga sistem ini umur LED juga akan lebih panjang, karena arus yang masuk lebih stabil.

Sabtu, 13 Juni 2009

PENGAMAN SEPEDA MOTOR BUATAN SENDIRI MURAH DAN HANDAL


Rangkaian ini sangat sederhana, murah, tetapi sangat handal, sangat sulit untuk bisa menembusnya, oleh karena itu sepeda motor sangat aman dari pencurian, kecuali faktor lain.
Selain itu rangkaian ini juga dapat difungsikan untuk mendeteksi kerusakan batteray/ accu pada kendaraan bermotor anda.
Akhirnya untuk motor, baik dengan sistem pengapian AC maupun DC rangkaian ini tida ada masalah.
Untuk rangkaian selengkapnya silakan kirim e-mail di : hz_btb@yahoo.co.id
Selamat mencoba !

Selasa, 05 Mei 2009

ELEKTRONIKA SEDERHANA

Desain Sederhana yang berkualitas

20 s/d 30 Volt Supply

Gambar Rangkaian Preamplifier

bassboost

Parts:

P1_________________10K Log.Potentiometer (Dual-gang for stereo)
P2________________100K Log.Potentiometer (Dual-gang for stereo) (See Notes)

R1,R2_____________100K 1/4W Resistors
R3,R6______________15K 1/4W Resistors
R4_________________10K 1/4W Resistor
R5_________________22K 1/4W Resistor
R7__________________1K 1/4W Resistor
R8________________560R 1/4W Resistor

C1,C2,C5____________2µ2 63V Electrolytic Capacitors
C3________________470µF 35V Electrolytic Capacitor
C4__________________1µF 63V Polyester Capacitor
C6_________________47nF 63V Polyester Capacitor
C7_________________22µF 25V Electrolytic Capacitor

IC1_______________TL072 Dual BIFET Op-Amp

SW1________________DPST Switch (Optional, see Notes)

Comments:

This preamplifier was designed to cope with CD players, tuners, tape recorders etc., providing an ac voltage gain of 4, in order to drive less sensitive power amplifiers. As modern Hi-Fi home equipment is frequently fitted with small loudspeaker cabinets, the bass frequency range is rather sacrificed. This circuit features also a bass-boost, in order to overcome this problem. You can use a variable resistor to set the bass-boost from 0 to a maximum of +16dB @ 30Hz. If a fixed, maximum boost value is needed, the variable resistor can be omitted and substituted by a switch.
Notes:

* Schematic shows left channel only, but R1, R2, R3 and C1, C2, C3 are common to both channels.
* For stereo operation P1, P2 (or SW1), R4, R5, R6, R7, R8 and C4, C5, C6, C7 must be doubled.
* Numbers in parentheses show IC1 right channel pin connections.
* A log type for P2 ensures a more linear regulation of bass-boost.
* Needing a simple boost-in boost-out operation, P2 must be omitted and SW1 added as shown in the diagram.
* For stereo operation SW1 must be a DPST type.
* Please note that, using SW1, the boost is on when the switch is open, and off when the switch is closed.

Technical data @ (30V supply):

Ac voltage gain @ 1KHz: 4

Max. input voltage @ 50Hz: 500mV RMS (280mV RMS @ 20V supply)

Max. input voltage @ 100Hz: 700mV RMS (460mV RMS @ 20V supply)

Max. output voltage: >8V RMS (>5V RMS @ 20V supply)

Max. bass-boost referred to 1KHz:
400Hz = +2dB; 200Hz = +5dB; 100Hz = +10dB; 50Hz = +14dB; 30Hz = +16dB

Total harmonic distortion @ 100Hz and 1V RMS output: 0.02%

Total harmonic distortion @ 1KHz and 1V RMS output: 0.006%

Total harmonic distortion @10KHz and 1V RMS output: 0.007%

Total harmonic distortion @ 100Hz and 5V RMS output: 0.02%

Total harmonic distortion @ 1KHz and 5V RMS output: 0.0013%

Total harmonic distortion @10KHz and 5V RMS output: 0.005%

Current drawing: 2mA